Memiliki keturunan
merupakan impian bagi tiap - tiap pasangan yang telah berumah tangga. Fase awal
dalam memiliki keturunan adalah masa kehamilan. Masa kehamilan manusia umumnya
adalah selama Sembilan bulan, dan setelah masa kehamilan maka seorang ibu
memasuki fase menyusui. Tetapi, yang sering menjadi permasalahan dalam
masyarakat adalah jarak antara kelahiran dan kehamilan berikutnya yang terlalu
dekat. Jarak kehamilan merupakan rentang waktu antara persalinan dengan
kehamilan berikutnya. Rentang waktu menuju kehamilan berikutnya akan menjadi
lebih lama jika kehamilan pertama tergolong berisiko. Kehamilan dikatakan
berisiko jika anda memiliki masalah kesehatan sebelum kehamilan, selama
kehamilan, dan masa persalinan.Tidak hanya itu,
operasi Caesar juga memiliki peran dalam menentukan jarak antar kehamilan yang
aman.
Jarak kehamilan selama 18 bulan dinilai tidak terlalu dekat dan dirasa
cukup aman, jika memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
- Kehamilan
sebelumnya berjalan normal.
- Baru
satu kali menjalani operasi Caesar.
- Tidak
memiliki faktor risiko tertentu yang bisa menimbulkan komplikasi.
Sebaliknya, mungkin
anda juga harus menunggu lebih dari 18 bulan lagi jika anda :
- Memiliki
riwayat komplikasi saat hamil yang lalu.
- Pernah
menjalani operasi Caesar lebih dari sekali.
- Punya riwayat kesehatan tertentu yang dapat mempengaruhi kehamilan.
Berikut ini merupakan beberapa risiko yang harus anda waspadai jika jarak
kehamilan terlalu dekat, yaitu :
Bagi ibu hamil
Kehamilan dengan jarak
yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, keguguran,
hingga kematian pasca persalinan. Wanita yang sebelumnya mengalami kehamilan
normal pun tidak luput dari risiko ini. Ibu yang mengalami kehamilan yang
terlalu dekat juga berisiko mengalami placenta previa dan placenta accrete.
Placenta previa merupakan kondisi ketika ari - ari berada dibawah rahim dan
menutupi jalur lahir, sedangkan placenta accrete menyebabkan ari - ari tumbuh
jauh didalam dinding rahim.
Bagi janin
Jarak kehamilan yang
terlalu dekat juga dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan janin. Dampak yang
paling mengkhawatirkan adalah kelahiran premature, karena bayi yang lahir
premature lebih memiliki risiko mengalami kematian setelah lahir. Selain itu,
pertumbuhan dan perkembangan janin selama berada dalam kandungan juga bis
aterhambat karena ibu kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil. Hal
ini dapat menyebabkan ukuran tubuh bayi yang kecil serta berat badan lahir yang rendah.
Seringkali, kehamilan
yang terlalu dekat ini terjadi tanpa disadari. Anda mungkin baru menyadarinya
saat janin mulai berkembang. Jika keadaan ini terlanjur terjadi, kuncinya
adalah pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. Pemeriksaan yang diperlukan
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kehamilan biasa, hanya saja jarak
kehamilan yang terlalu dekat memerlukan penanganan secara khusus karena lebih berisiko.
Bila terdapat tanda - tanda kelahiran premature dan gangguan pertumbuhan janin,
pemeriksaan pun harus lebih sering dilakukan. Pemeriksaan rutin merupakan cara
yang paling efektif untuk mendeteksi risiko kehamilan serta menentukan metode
penanganan yang tepat untuk mengatasinya.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: